Urutan Pelaksanaan Haji- Ibadah Haji merupakan rukun islam yang kelima dengan keadaan ‘mampu’ dalam pelaksanaanya. Dikarenakan ibadah haji ini memerlukan persiapan materi dan fisik yang sangat besar, selain menyiapkan finansial yang memadai tentunya kalian juga harus menyiapkan fisik kalian agar di sana bisa menjalani ibadah dengan tenang dan khusyuk.
Secara bahasa, Haji memiliki arti niat (Al Qasdu), sedangkan menurut syara` memiliki arti Niat menuju Baitul Haram dengan amal-amal yang khusus. Tempat-tempat tertentu yang dimaksud di sini ialah tempat selain Ka`bah dan Mas`a (tempat sa`i), juga Padang Arafah (tempat wukuf), Muzdalifah (tempat mabit), dan Mina (tempat melontar jumroh). Jika ingin melakukan ibadah haji tentunya ada urutan dalam pelaksanaan ibadah haji yang bisa kalian terapkan sebagai berikut;
Bagaimana cara menjalankan ibadah haji ?
- Urutan Pelaksanaan Rukun Haji
- Menjadi Haji Mabrur
- Larangan dalam Ibadah Haji
Baca Juga: Cara Membuat Google Form Terlengkap dan Termudah
[toc]
Urutan Pelaksanaan Rukun Haji
Perlu kalian ketahui apabila kesalah satu rukun ibadah haji di bawah ini tidak dilaksanakan maka dapat dikatakan ibadah haji tersebut batal, karna ini merupakan bagian dari rukun ibadah haji yang harus dilaksanakan sesuai dengan urutan dan prosedurnya. Tetapi berbeda lagi jika sudah merujuk kepada Abu Hanifah yang berpendapat bahwa rukun haji hanya ada 2 yaitu: Wuquf dan Thawaf. Ihram dan Sa`I tidak dimasukkan ke dalam rukun karena menurutnya, ihram merupakan bagian dari syarat sah haji dan sa`I. Sementara menurut Imam syafi`ie rukun haji ada 6 yaitu: Ihram, Thawaf, Sa`ie, Wuquf, Mencukur rambut, dan Tertib berurutan) Kitabul Fiqh Ala Madzhabil Arba`ah 1/578).
1. Ihram
Ihram merupakan bagian penting dari rukun haji karna Ihram sendiri memiliki arti yaitu ‘niat untuk mengerjakan haji’ atau umrah dengan menggunakan pakaian ihram. Perlu diketahui dalam penggunaan ihram memiliki bentuk yang berbeda antara pakaian ihram laki-laki dan pakaian ihram wanita. Selain niat pakaian ini sudah menjadi syarat wajib rukun haji yang selalu dilaksanakan.
Pakaian ihram pria terdapat dua lembar kain putih tanpa jahitan. Satu helainya digunakan untuk melilit bagian tubuh dari pinggang hingga di bawah lutut. Sehelai lagi digunakan dalam bentuk diselempangkan dimulai dari bahu kiri ke bawah ketiak kanan. Adapun dalam penggunaa pakaian ihram pria dilarang mengenakan celana, kemeja, tutup kepala dan menutup mata kaki. Sedangkan pakaian ihram wanita lebih bebas tetapi disunahkan untuk menggunakan warna putih yang menutup area seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
2. Wukuf di Arafah
Wuquf merupakan urutan kedua pelaksanaan rukun haji yang secara bahasa memiliki arti “berhenti“ walau sejenak. Dipandang dari segi hukum Islam, siapa yang berhenti walau sejenak di Padang Arafah setelah tergelincirnya matahari 9 Dzulhijjah, maka wukufnya dapat dinilai shahih. Kesempurnaan dalam pelaksanaan wukuf ini ialah keberadaan di Arafah meskipun hanya sesaat sebelum matahari terbenam hingga sesudah terbenamnya.
Pada tanggal 9 Dzulhijjah, dimulai dari waktu dzuhur sekitar pukul 12 siang hingga matahari terbenam sekitar pukul 6 sore, adalah waktu untk pelaksaan wukuf. Saat itulah jamaah memohon doa kepada Allah SWT. Ketika berwukuf di Arafah yakni menghentikan walau sejenak hiruk-pikuk kesibukan. Kalian coba untuk menenangkan jiwa dan merenunglah. Insya Allah ketika itu kalian akan mendengar suara yang mengantar kalian merasakan kehadiran Allah سبحانه وتعالى dan dorongan yang kuat untuk berinteraksi dengan-Nya.
3. Tawaf
4. Sa’i dari Shafa ke Marwah
Setelah melakukan tawaf rukun haji, urutan pelaksanaan haji selanjutnya ialah melaksanakan ‘Sa’i’. Apa itu Sa’i ? Sa’i yaitu berjalan dari bukit Shafa ke bukit Marwah dan sebaliknya sebanyak tujuh kali yang berakhir di bukit Marwah. Perjalanan dari bukit Shafa ke bukit Marwah ini sendiri dihitung 1x dan juga dari bukit Marwah ke bukit Shafa dihitung 1x. Jika dihitung secara kasarnya, Sa’i setara dengan menempuh jarak sejauh 3,5 KM. Apabila sudah berakhirnya ibadah sa’i, maka proses ritual ibadah haji sudah selesai dan Jemaah haji tinggal menunggu tawaf wada’ ataupun perpisahan sebelum meninggalkan kota suci Mekkah.
Baca Juga: Urutan Film Fast And Furious Serta Sinopsis Singkat
5. Tahallul
Tahallul termasuk ke dalam serangkaian ibadah haji yang harus dilaksakan. Tahallul disimbolkan dengan mencukur minimal 3 helai rambut. Tahalul adalah kegiatan mencukur rambut setelah kegiatan ibadah haji. Tahalul juga merupakan ritual penutup dalam pelaksanaan ibadah haji, di mana setelah selesai tahalul, selesai pula ibadah umrah ataupun haji dan juga selesailah kondisi ihram.
6. Tertib
Sepertinya yang satu ini memang tidak asing dan haruslah diterapkan pada kegiatan apapun termasuk kegiatan ibadah. Rukun ibadah haji haruslah dilakukan secara berurutan/sistematis , dimulai dari ihram, wukuf, tawaf, sa’i, dan tahallul. Tidak dianjurkan untuk memutar ataupun menaik turun urutan pelaksanaan haji seperti yang sudah dijelaskan di atas. Karna jika tidak berurutan, hajinya dianggap tidak sah.
Menjadi Haji Mabrur
Siapa yang tak ingin kegiatan ibadah yang dilakukan mendapatkan pahala disisi Tuhan Yang Maha Esa. Semua pasti ingin dan berebut dalam hal mendapatkan pahala. Dari sisi istilah, haji mabrur merupakan haji yang diterima oleh Allah Subhannallah wata’ala yang kemudian memiliki dampak pada kebaikan diri, serta bermanfaat pula bagi orang lain. Oleh sebab itu, al hajjul mabrur merupakan impian dari orang yang melaksanakan jamaah haji itu melalui tahapan. Mabrur tentunya tidak datang tiba-tiba. Tetapi haruslah diusahakan, mulai dari sebelum, saat, dan setelah pelaksanaan ibadah haji itu dilakukan.
Terkait dengan kesiapan, ketika kalian ingin mencapai haji mabrur, tentu kalian harus melakukan aktivitas yang mendukung pencapaian haji mabrur. Persiapan itu tak lain sebagai berikut:
Pertama, memahami artri dari ajaran agama Islam itu sendiri dengan baik, termasuk juga terkait manasik hajinya. Karena amalan ibadah yang tidak disertai dengan ilmu, maka ia menjadi sia-sia.
Kedua, harus dipastikan rejeki yang diperoleh ialah rejeki yang halal. Jangan sampai berangkat ibadah haji menggunakan uang hasil curian. Ini tentu tidak dibenarkan dan tidak diterima. Tidak boleh menggunakan uang curian untuk kepentingan ibadah. Termasuk juga uang hasil hutang kepada peminjaman yang memberikan bunga. Niat yang tadinya ingin ibadah malah menambah beban tentu bisa menjadi sia-sia. Menabunglah walaupun lama dan bertahap, karna sesungguhnya ibadah haji tidak diwajibkan, melain disunnahkan bagi yang mampu. Jangan bersedih jika uang tidak cukup, menabung dan teruslah berdo’a kepada Allah, agar diizinkan memasuki rumah-Nya.
Ketiga, meningkatkan amal ibadah. Kalian haruslah menyiapkan diri dengan meningkatkan dan menyempurnakan amal ibadah dengan baik dan sebenar-benarnya. Perlu diketahui, kemabruran dapat dilihat dari aktivitas seseorang setelah melaksanakan ibadah haji tersebut. Setidaknya dari indikator pertama, meningkatnya pelaksanaan ibadah secara personal. Yang semula ibadahnya bolong, tidak lagi. Yang biasanya menggunjing, tidak menggunjing. Hubungan kita kepada Allah menjadi lebih intim dan lebih dekat lagi.
Selanjutnya pada indikator kedua, meningkatnya kualitas hubungan sosial atau horizontal. Salah satu yang dilarang ibadah haji adalah rafats, fusuq, jidal. Haji mabrur, begitu setelah selesai menunaikan ibadah haji, ia memiliki kemampuan untuk menjauhi yang dilarang dalam haji. Sehingga, akan terwujud, kohesi yang baik dari segi sosial. Kemudian, hubungan sosial akan menjadi positif. Indikator terakhir melahirkan empati terhadap orang lain. Memiliki solidaritas sosial.
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa sebenarnya haji mabrur bukanlah sesuatu yang given/didapat, melainkan selalu diusahakan tanpa henti. Tidak hanya saat pelaksanaan ibadah haji, tetapi dari persiapan, saat, dan pasca-haji. Pelaksanaan ibadah akan sangat berpengaruh pada absah atau tidak absah haji. Kalau diterima atau tidaknya, itu urusan Allah Subhannalah wata’ala.
Baca Juga: 50 Urutan Universitas Terbaik di Indonesia 2019
Larangan dalam Ibadah Haji
Larangan yang harus diperhatikan selama berhaji yaitu Muharramat haji termasuk ke dalam wajib haji yang artinya jika dilanggar maka harus membayar dam atau denda. Muharramat haji terdapat 3 kelompok larangan, kelompok larangan khusus perempuan, kelompok larangan khusus laki laki dan kelompok larangan khusus laki laki dan perempuan. H.A Tabrani Rusyan dari buku Disiplin Berhaji Menuju Haji Mabrur memberikan penjelasan ringkas bahwa terdapat 3 larangan untuk laki-laki yaitu; memakai pakaian berjahit, memakai sepatu yang menutup mata kaki dan menutup kepala. Hal ini sesuai dengan hadist Bukhari dan Muslim.
“Orang yang berihram tidak boleh memakai baju, ikat kepala, topi, celana, kain yang dicelup dengan sesuatu yang harum, dan sepatu, melainkan jika tidak mempunyai terompah, maka ia boleh memakai sepatu, hendaklah sepatunya itu dipotong sampai di bawah mata kaki” (H.R Bukhari-Muslim)
Selanjutnya larangan bagi wanita terdapat dua larangan yaitu berkaus tangan dan menutup muka atau menggunakan cadar. Hal ini sudah terdapat pada hadist Bukhari dan Ahmad.
“Dari Ibnu Umar r.a Nabi Saw. telah bersabda ‘Tidak boleh seorang perempuan yang ihram memakai tutup muka (cadar) dan tidak boleh pula memakai sarung tangan’ ” (H.R Bukhari-Ahmad)
Sementara itu larangan untuk pria dan wanita yaitu sebagai berikut; memakai wangi wangian, memotong kuku dan mencukur atau mencabut bulu badan, sengaja memburu atau menggangu dan membunuh binatang, kawin dan mengawinkan atau meminang wanita untuk dinikahi, dilarang bersetubuh, dan dilarang memotong atau mencabut pepohonan.
Itu dia tips dalam melakukan ibadah haji beserta larangan yang gak boleh kalian langgar sobat Borcha. Semoga segala tindak tanduk kegiatan yang kita lakukan selalu dalam lindungan Allah Subhannalah wata’ala ya.