Sejarah Suku Asmat, Sistem Kepercayaan, Bahasa & Budaya!

Suku Asmat– merupakan sebuah suku yang mendiami pulau Papua. Suku ini terkenal dengan corak budayanya yang eksotis serta kedekatan mereka dengan alam. Kelompok masyarakat suku Asmat terbagi dua yaitu suku Asmat yang tinggal di pesisir pantai dan suku Asmat yang tinggal di pedalaman pulau Papua.

Suku Asmat percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari titisan kekuatan Dewa Fumeripitsy. Oleh karena itu mereka menganut sistem kepercayaan Dewa-Dewa. Selain hal-hal ini masih ada beragam hal lain yang cukup menarik untuk dipelajari dari suku eksotis ini. Mulai dari pakaian adat, kesenian ukir dan tari-tarianya sampai sistem mata pencaharian mereka. So, kalian bisa ikutin cerita mereka di artikel dibawah ini!

[toc]

Sejarah Suku Asmat

patung asmat
smtksetiakamur.sch.id

Suku Asmat mempunyai keyakinan bahwa nenek moyang mereka berasal dari keturunan dewa Fumeripitsy yang turun dari dunia gaib di seberang laut di belakang ufuk, tempat matahari terbenam. Konon katanya, nenek moyang suku Asmat turun ke bumi di wilayah pegunungan. Mereka berpetualang ke hilir kemudian tiba di tempat dimana suku Asmat hilir sekarang bermukim.

Menurut mitologi suku Asmat yang bermukim di Teluk Flaminggo, leluhur mereka bernama Fumeripitsy. Suatu waktu ketika ia bepergian dari hulu sungai ke arah laut, ia diserang oleh seekor buaya raksasa. Akibat dari serangan buaya itu, perahu lesung miliknya tenggelam. Walaupun ia dapat membunuh buaya tersebut, namun ia sendiri mengalami luka yang cukup parah dan kemudian terseret arus dan terdampar di tepi sungai Asewetsy (desa Syuru sekarang).

Untung ada seekor burung Flamingo yang menolong dan merawatnya sampai sembuh. Setelah sembuh Fumeripitsy membangun rumah Jew beserta dua patung yang indah. Dan kemudian ia menari tanpa henti hingga menghasikan kekuatan sakti yang memberi kehidupan pada kedua patung buatan hingga patung-patung itu bergerak dan bisa menemaninya menari. Kedua patung itu akhirnya menjadi pasangan nenek moyang Suku Asmat yang pertama.

Baca Juga: Melihat dari Dekat Kearifan Budaya Suku Dayak Kalimantan

Sistem Religi /Kepercayaan Suku Asmat

upacara adat suku asmat
inilho.com

Suku Asmat merupakan salah satu suku di Indonesia yang menganut animisme. Masyarakat Asmat mempercayai macam-macam roh nenek moyang yang dibagi ke dalam 3 (tiga) jenis, yakni :

  1. Arwah nenek moyang yang baik, yang disebut  Yi – ow
  2. Arwah nenek moyang yang jahat, yang disebut Osbopan
  3. Arwah nenek moyang yang jahat akibat orang itu mati konyol disebut Dambin – ow

Bahasa Suku Asmat

suku asmat
fimela.com

Secara khusus, para ahli linguistik membagi bahasa-bahasa suku Asmat menjadi beberapa bagian sebagai berikut.

a. Bagian kelompok pantai barat laut atau pantai Flamingo yaitu bahasa Kaniak, Bisman, Simay, dan Becembub.

b. Bagian kelompok Pantai Barat daya atau Kasuarina yaitu bahasa Batia dan Sapan.

c. Bagian kelompok hulu sungai yaitu bahasa Keenok dan Kaimok.

Ragam Budaya Suku Asmat

1. Upacara Adat

Adat istiadat suku asmat
wadaya.rey1024.com

Suku penghuni asli pulau mutiara hitam ini memiliki banyak upacara adat atau upacara keagamaan sebagai bentuk penghormatan mereka terhadap roh nenek moyang. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Ritual kematian, sebagai bentuk penghormatan dan tanda kasih sayang terhadap roh orang yang meninggal.

2. Upacara Mbismbu, pembuatan tiang mbis (sejenis tiang yang diukir seperti sosok orang yang meninggal) sebagai pengingat kerabat mereka yang sudah mati atau terbunuh.

3. Upacara Tsyimbu, yakni pembuatan Dan Pengukuhan Rumah Lesung yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali.

4. Upacara Yentpokmbu ialah Ritual Pembuatan Rumah Yew Atau Rumah Bujang sebagai tempat berkumpulnya para keluarga.

2. Pakaian Adat

Pakaian adat
satujam.com

Pakaian tradisional suku Asmat menggambarkan kedekatan mereka dengan alam. Bukan hanya bahannya, desain dari pakaian adatnya pun terinspirasi dari alam.

Umumnya, pakaian untuk laki-laki dan perempuan tidak terlalu berbeda. Pada bagian kepala, digunakan penutup yang terbuat dari rajutan daun sagu dan pada sisi bagian atasnya dipenuhi bulu burung kasuari. Untuk perempuan pada bagian bawah dan bagian dada dikenakan rumbai-rumbai yang dibuat menggunakan daun sagu.

Namun pakaian adat suku Asmat tidak akan terasa lengkap jika tidak di beri hiasan atau aksesoris. Hiasan yang biasa digunakan sebagai pelengkap pakaian tradisional suku ini adalah hiasan telinga, hiasan hidung, kalung, gelang, dan tas. Hiasan telinga terbuat dari bulu burung kasuari. Sedangkan hiasan hidung terbuat dari taring babi yang umumnya hanya digunakan oleh pria.

3. Ukiran Kayu atau Patung

Ukiran kayu suku asmat
pesona.travel

Suku Asmat memang dikenal sebagai suku yang memiliki hasil kerajinan yang eksotis. Walaupun ukurannya tidak tampak pola yang jelas, namun setiap ukirannya terkandung makna penghormatan besar suku Asmat terhadap nenek moyang mereka. Bentuk ukirannya pun beragam dari perisai, manusia, serta perahu.

4. Tarian adat

tarian suku asmat di festival
beritagar.id

Tarian tradisional khas suku pedalaman Papua ini bernama tari Tobe. Dahulunya tarian ini dilaksanakan sebab adanya perintah dari kepala adat ketika hendak berperang. Tarian tobe juga sering dilakukan ketika ada upacara adat. Tarian tobe ini dimaksudkan untuk membakar semangat para pejuang yang hendak pergi ke medan peperangan.

Namun seiring perkembangan zaman, tarian ini keemudian hanya digunakan dalam rangka menyambut tamu spesial sebagai bentuk antusiasme masyarakat terhadap tamu yang berkunjung. Dalam pelaksanaannya, tarian tobe diiringi nyanyian-nyanyian yang bersifat membakar semangat yang dipadukan dengan alat musik tifa.

Baca Juga: Kemolekan Tari Serimpi Beserta Kostum Cantiknya

5. Alat Musik

Alat musik Papua
kamerabudaya.com

Salah satu alat musik khas suku Asmat adalah Fuu. Fuu merupakan alat musik tiup yang digunakan sebagai alat untuk meengumpulkan masyarakat. Selain itu, Fuu juga digunakan untuk berburu sebagai penarik perhatian buruan dan sebagai instrumen pengiring tari-tarian.

Selain Fuu ada juga alat musik pukul seperti Tifa. Tifa dibuat dari kayu bulat, kulit rusa kering, dan rotan. Kayu bulat pada tifa dikikis dan dilubangi pada bagian tengahnya sementara kulit rusa diikat pada salah satu ujung lubang. Alat musik ini sering digunakan untuk mengiringi tarian-tarian adat atau pesta-pesta tradisional.

Rumah Adat

Suku Asmat memiliki dua macam rumah adat dengan fungsinya masing-masing yang erat kaitannya dalam menjaga serta memelihara kebudayaan khas suku penghuni pulau Papua tersebut. Rumah adat yang dimaksud ialah sebagai berikut:

1. Rumah Jew (Rumah Bujang)

rumah suku asmat
blogspot.com

Rumah jew atau yang biasa disebut rumah bujang merupakan rumah adat khas suku Asmat. Rumah jew ini berfungsi sebagai tempat untuk musyawarah yang menyangkut kehidupan warga. Mulai dari rapat adat, lokasi pembuatan kerajinan tangan dan ukiran kayu, tempat perencaan strategi perang, hingga keputusan menyangkut desa mereka sekaligus tempat tinggalnya para laki-laki bujang asmat sehingga dikenal dengan rumah bujang oleh masyarakat setempat.

2. Rumah Tysem

rumah tysem papua
gurupendidikan.co.id

Rumah tysem atau biasa juga di sebut rumah keluarga, ialah rumah adat suku Asmat yang berfungsi sebagai tempat tinggal mereka yang sudah berkeluarga. Biasanya didiami oleh 2 sampai 3 pasang keluarga yang menghuni tysem yakni terdiri dari 1 keluarga inti senior dan 2 sampai 3 keluarga yunior. Jumlah anggota keluarga inti masyarakat asmat biasanya terdiri dari 4 sampai 5 atau 8 sampai 10 orang.

Rumah Tysem memiliki kesamaan bentuk dengan rumah Jew yakni berbentuk rumah panggung. Dalam proses pembuatannya tidak menggunakan materi bangunan berupa paku atau yang lain semacamnya, namun menggunakan bahan-bahan alami yang terdapat dihutan

Sistem Mata Pencaharian

suku asmat berburu
gurupendidikan.co.id

Pada masyarakat Asmat, sebab tingkat peradaban atau kebudayaan yang masih sederhana, mata pencahariannya juga bersifat sederhana. Orang Asmat memiliki kebiasan berburu binatang hutan seperti babi, kasuari, burung, ular dan lain sebagainya.

Untuk meningkatkan hasil buruan, biasanya masyarakat suku Asmat menggunakan teknik khusus misalnya dengan menggunakan ilmu gaib. Di samping itu ada kebiasaan membagi hasil buruan mereka kepada kerabat maupun tetangga. Kemudian sisanya diproses dan dijual kepada masyarakat luar atau ke pasar-pasar. Masyarakat Asmat juga meramu sagu sebagai makanan pokok, serta sebagian lagi mencari nafkah sebagai nelayan dengan mencari ikan ataupun udang.

Fyuh, ternyata ada banyak hal yang belum kita ketahui tentang suku Asmat. Padahal suku ini tergolong cukup populer di kalangan masyarakat nasional. Yah, tapi seenggaknya udah sedikit berusaha tahu lebih banyak hehehe. Sampai sini dulu ya gengs artikel borcha kali ini, semoga bermanfaat and see you . . .

Photo of author

Nadya Lestari

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.