Suku Dayak – merupakan suku yang mendiami pedalaman pulau Kalimantan. Dayak sendiri merupakan nama yang diberikan oleh penjajah Belanda ketika sedang menajajah pulau Borneo. Suku asli pulau Kalimantan ini terkenal mempunyai naluri dan budaya bahari/maritim yang kuat. Hal ini dikarenakan mayoritas suku Dayak tinggal di pedalaman hutan, namun bermata pencaharian sebagai nelayan, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan sungai.
Selain beberapa hal tersebut, masih ada banyak hal tentang Suku Dayak yang sayang untuk dilewatkan, beberapa diantaranya udah borcha rangkumkan di artikel ini. So tunggu apa lagi let’s cekidot!
[toc]
Ragam Rumpun Suku Dayak
Suku asli Dayak Kalimantan terbagi menjadi beberapa rumpun, berikut beberapa rumpun dari suku Dayak dan ciri khasnya:
1. Suku Dayak Ngaju
Dayak Ngaju ialah suku Dayak yang mendiami wilayah aliran sungai di daerah Kahayan, Rungan Manuhing, Barito dan Katingan, Sungai Kapuas, atau daerah di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, serta Kalimantan Barat bagian selatan.
2. Suku Dayak Apo Kayan
Dayak Apo Kayan ialah suku Dayak yang berasal dari Hulu sungai Kayan dan dataran tinggi Usun Apau, Baram, Sarawak. Saat ini Dayak Apo Kayan tersebar di beberapa daerah di wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat bagian utara, dan Sarawak, Malaysia.
3. Suku Dayak Iban atau Dayak Laut
Dayak Iban, atau biasa juga disebut Dayak Laut, merupakan rumpun dayak yang mendiami wilayah bagian utara pulau Kalimantan. Dayak Iban menyebar dibeberapa daerah di Kalimantan Barat bagian utara, Sabah, Brunei, dan Sebagian besar ada di Sarawak. Dari segi bahasa Dayak Iban memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu. Ciri khas dari suku Dayak ini ialah cara mereka dalam menjamu tamu dengan tuak serta tato di sekujur tubuh yang menandakan pengalaman hidup seseorang.
4. Suku Dayak Klemantan atau Dayak Darat
Dayak Darat atau yang lebih dikenal dengan nama Dayak Klemantan merupakan rumpun Dayak yang mendiami wilayah barat pulau Kalimantan. Rumpun dayak ini tersebar di hulu sungai di Kalimantan Barat dan Sarawak, serta Malaysia. Di Malaysia sendiri Dayak Darat atau Dayak Klemantan dikenal dengan nama orang Bidayuh. Dayak Darat atau Dayak Klemantan dikenal dengan keramah-tamahannya dan mudah membaur dengan para pendatang.
5. Suku Dayak Murut
Dayak Murut ialah rumpun Suku Dayak yang berasal dataran tinggi pulau Kalimantan bagian utara. Rumpun ini tersebar di daerah Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sabah, Sarawak, dan Brunei. Dayak Murut terkenal dengan tarian Mangunatipnya yang elok.
6. Suku Dayak Punan
Dayak Punan merupakan suku Dayak paling tua yang mendiami pulau Kalimantan. Suku ini tersebar di beberapa daerah di Kalimantan Timur, Kalimatan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Malaysia. Rumpun Dayak Punan terkenal dengan pola hidup yang nomaden atau berpindah-pindah, namun sekarang mayoritas dari sub-suku Dayak Punan telah menetap di suatu desa dan membentuk komunitas.
7. Suku Dayak Ot Danum
Dayak Ot Danum atau Dayak Barito merupakan salah satu rumpun Dayak yang meliputi seluruh suku Dayak di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur bagian selatan dan Kalimantan Barat bagian tenggara.
Baca Juga: Suku Asmat,
Sejarah Suku Dayak Di Masa Lalu
Nenek moyang suku Dayak berasal dari Yunan yaitu sebuah negeri di wilayah Cina. Mereka merupakan kelompok keluarga kerajaan yang mencari perlindungan akibat mengalami kekalahan dalam peperangan. Mereka pun mencari tempat aman hingga ke pulau Borneo (Kalimantan).
Selama tinggal di pulau Kalimantan mereka hidup dengan aman dan damai, namun rasa takut senantiasa menyelimuti hati mereka. Mereka takut peperangan akan kembali terjadi, dari situ para leluhur mereka membuat pantangan untuk tidak menjalin komunikasi dengan kelompok atau masyarakat luar.
Kehidupan kelompok Dayak selama bertahun-tahun kemudian memiliki beberapa perkembangan. Mereka memiliki berbagai tradisi primitif peninggalan nenek moyang mereka. Dan banyak lagi kebudayaan-kebudayaan yang sangat menarik untuk dipelajari.
Ragam Kebudayaan
Sebagai suku populer Dayak memiliki kebudayaan dan ciri yang khas, diantaranya sebagai berikut:
1. Pakaian Adat
Pakaian adat yang dikenakan dibagi menjadi 2, yakni pakaian adat untuk laki-laki dan pakaian adat untuk perempuan. Pakaian adat kaum laki-laki bernama Sapei sadaq.
Ciri dari Sapei sadaq yakni dikenakan bersama ikat kepala yang terbuat dari pandan, dan umumnya digunakan oleh orang tua. Atasan yang dikenakan berupa baju rompi dengan bawahan cawat disebut abet kaoq, serta mandau yang diikatkan di pinggang.
Sedangkan untuk pakaian adat wanita dinamakan Ta’a. Motif Ta’a hampir sama dengan Sapei sadaq. Hanya saja atasan Ta’ a berupa Sapei inoq dengan bawahan berupa rok. Tak hanya itu seluruh bagian pakaian adat perempuan juga berhiaskan berbagai manik- manik cantik.
Ciri-ciri tersebut merupakan gambaran secara umum, biasanya akan ada sedikit perubahan pada motif dan bentuk ikat kepala tergantung rumpun masing-masing.
2. Rumah Adat
Rumah adat Dayak dinamakan rumah Betang atau rumah Panjang. Biasanya masyarakat Dayak membangun rumah ini di wilayah hulu sungai sebagai pusat mukim mereka.
Bentuk dan ukuran rumah Betang beraneka macam. Biasanya rumah Betang berbentuk panggung dengan ketinggian bisa mencapai 5 meter. Rumah Betang dibuat tinggi agar bisa bertahan dari ancaman banjir yang sering terjadi di hulu sungai.
Ukuran rumah Betang dibuat besar karena biasanya rumah ini akan dihuni oleh keluarga besar yang terdiri dari beberapa kepala keluarga dan anggota keluarga lainnya.
3. Tarian Adat
Masyarakat Dayak memilik 3 jenis tarian adat, yakni Tari Hudoq, Tari Leleng, dan Tari Kancet Papatai. Masing-masing tarian memiliki ciri khas dan maksud yang berbeda-beda.
Tari Hudoq merupakan bagian dari ritual yang dilaksanakan oleh rumpun Dayak Bahau dan Dayak Modang setelah menanam padi. Tarian ini dilakukan untuk mengenang jasa-jasa para leluhur.
Tari Leleng merupakan tarian gadis dari Dayak Kenyah yang bercerita tentang seorang gadis bernama Utan Along yang melarikan diri ke dalam hutan karena karena dipaksa menikah dengan pemuda yang tidak dicintainya.
Kancet Papatai merupakan tarian perang yang mengisahkan seorang pahlawan Dayak Kenyah yang tengah berperang melawan musuh. Tarian ini dibawakan dengan penuh semangat, gerakan yang lincah dan gesit, serta indah dilihat.
Baca Juga: Tari Tor – Tor : Lengkap dengan Sejarah, Makna, dan Properti!!!
4. Alat Musik
Alat musik khas dari yang sering dimainkan oleh suku ini diantaranya adalah Garantung (gong) dan Gandang (gendang) yang terbuat dari logam serta alat musik tiup seperti Kalali, Tote, dan Suling Balawung, dan juga alat usik petik seperti Sampe.
Alat-alat musik ini digunakan untuk mengiringi tari-tarian serta lagu-lagu yang dinyanyikan saat perayaan atau ritual adat.
5. Upacara Adat Suku Dayak
Upacara adat yang terkenal dari masyarakat Dayak adalah upacara Tiwah. Tiwah merupakan ritual sakral bagi masyarakat Dayak yang dilakukan untuk mengantar tulang orang yang telah meninggal ke Sandung (rumah kecil) sebagai tempat peristirahatan terakhir.
Upacara Tiwah diiringi dengan berbagai hiburan seperti tarian-tarian dan suara gong. Selain Tiwah masyarakat Dayak juga melakukan upacara pembakaran mayat, penyambutan kelahiran anak, dan penguburan mayat.
6. Bahasa Adat
Asal-usul bahasa Dayak berasal dari bahasa Austronesia yang masuk dari bagian sebelah utara Kalimantan yang kemudian menyebar ke arah timur.
Selanjutnya bahasa-bahasa masyarakat Dayak berkembang seiring dengan datangnya kelompok-kelompok dari wilayah lain. Sehingga bahasa masyarakat Dayak menjadi banyak dan beragam.
7. Makanan Khas
Makanan khas masyarakat Dayak diantaranya, Juhu Singkah (rotan muda), Karuang (sayuran dari bahan singkong), Wadi (makanan berbahan ikan), dan lain- lain. Makanan-makanan teraebut dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan yang didapat dari hutan. Selain itu rempah atau bumbu yang digunakan juga masih sangat sederhana.
Wah, ternyata kebudayaan masyarajat Dayak menarik ya gengs. Sebagai salah satu suku populer di Indonesia ternyata suku Dayak yang ada saat ini mengalami perjalanan sejarah yang panjang ya. So, nggak ada salahnya buat belajar dan memperkaya diri dengan pengetahuan tentang mereka. Disini kita belajar keadaan sekarang adalah sebab kejadian di masa lalu. So, sampai disini dulu artikel kita kali ini, ketemu lagi di artikel-artikel selanjutnya see you . . .