Alat musik Sulawesi Tenggara – Sulawesi Tenggara atau Sultra merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di sebelah tenggara pulau Sulawesi dengan Kendari sebagai ibu kotanya. Selain terkenal dengan keindahan pantainya seperti Wakatobi, ternyata Sulawesi tenggara juga terkenal akan kekayaan musik tradisionalnya. Tak heran jika di sana kita dapat dengan mudah menjumpai beragam alat musik tradisional dengan daya tarik tersendiri.
[toc]
Untuk mengenal lebih jauh mengenai alat musik tradisional khas Sulawesi Tenggara, mari kita simak bersama berbagai macam alat musik tradisional yang telah kami rangkum untuk sobat borcha tercinta. Check this out!
Alat Musik Tradisional Khas Sulawesi Tenggara
1. Baasi
Baasi merupakan alat musik tradisional Sultra berbahan dasar bambu dan terdiri dari sepuluh bilah bambu. Sepuluh bilah bambu Baasi memiliki ukuran panjang yang berbeda-beda dengan setiap lubang pada pangkalnya, sehingga bunyi nada yang dihasilkan berbeda pula. Umumnya, Baasi digunakan sebagai pengiring tarian atau lagu daerah dalam berbagai pertunjukkan.
2. Lado-lado
Lado-Lado merupakan alat musik tradisional Sulawesi tenggara yang dimainkan dengan cara dipukul. Lado-lado termasuk alat musik yang sulit untuk dijumpai. Jika memang menemukan alat musik ini, itupun mungkin sudah terpajang rapi dengan bingkai kaca di museum daerah.
3. Kanda Wuta
Kanda Wuta ialah alat musik Sultra lainnya yang berbahan dasar kayu, tanah liat, rotan, dan pelepah sagu. Alat musik tradisional ini umumnya dimainkan selama tiga malam berturut-turut sebagai pengiring khusus tarian daerah Lulo Ngganda sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.
a. Malam pertama terbit empat belas bulan di langit (Melamba);
b. Malam kedua terbit lima belas bulan di langit (Mata Omehe);
c. Malam ketiga terbit enam belas bulan di langit (Tombara Omehe).
4. Dimba Nggowuna ( Gendang Bambu)
Dimba Nggowuna atau gendang bambu merupakan alat musik asal Sultra yang menggunakan bambu dan rotan sebagaii bahan dasar dalam pembuatannya. Pada awalnya, Dimba nggowuna dimainkan oleh para wanita sebagai sarana hiburan untuk menghilangkan rasa jenuh disaat menenun kain pada zaman dahulu.
Domba nggowuna diyakini telah ada sejak zaman Neolitikum, dengan ukurannya yang berkisar 40 – 45 cm. Alat musik ini merupakan perwujudan dari seni musik leluhur yang mempunyai ciri khas bunyi disetiap petikan.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, alat musik khas Sulawesi tenggara ini mulai ditinggalkan oleh masyarakat.
Baca Juga: Kumpulan Alat Musik Tradisional Indonesia Beserta Gambarnya
5. Seruling Bambu
Tidak banyak orang tahu, bahwa ternyata seruling bambu juga merupakan salah satu alat musik tradisional khas Sulawesi tenggara. Jenis serulingnya pun juga beragam berdasarkan ukuran masing-masing. Ada yang kecil, sedang, dan yang besar.
Seperti pada umumnya, seruling khas Sulawesi tenggara juga dimainkan dengan cara meniup lubang seruling dan tangan sembari membuka dan menutup lubang pada badan seruling untuk menghasilkan bunyi yang sesuai.
Biasanya, seruling digunakan sebagai pengiring tambahan kesenian musik atau sarana hiburan. Selain itu, konon katanya seruling juga bisa digunakan untuk memanggil ular.
6. Kecapi
Kecapi ialah alat musik tradisional khas Sulawesi tenggara yang dimainkan dengan cara dipetik. Bahan dasar pembuatan kecapi ialah kayu dan senar dengan bentuk menyerupai perahu.
Alat musik Kecapi biasanya digunakan sebagai iring-iringan tarian dan lagu-lagu daerah.
7. Ore – Ore Nggae
Ore-Ore Nggae ialah alat musik tradisional Sulawesi Tenggara yang berbahan dasar bambu dan rotan. Konon katanya, penggunaan alat musik Ore-Ore Nggae sebagai ekspresi seorang gadis yang mengungkapkan perasaannya kepada pria yang ia sukai.
Bentuk dari Ore-Ore Nggae ini terbilang cukup unik. Jika diperhatikan, diantara dawai dan badannya terdapat sebuah kayu kecil. Lebih tepatnya, bentuk Ore-Ore Nggae ini mirip dengan gendang yang berukuran kecil.
Alat musik klasik ini dimainkan dengan dua tangan. Salah satu tangan menepak dan memetik, sedangkan yang satunya lagi digunakan untuk menutup dan membuka lubang tempat keluarnya suara.
8. Ore – Ore Mbondu
Ore-Ore Mbondu merupakan alat musik tradisional Sulawesi Tenggara yang terbuat dari tembaga atau tulang yang telah dilubangi, lantas diberi tali. Pada zaman dahulu, Ore-Ore Mbondu ini dimainkan oleh muda-mudi diwaktu panen. Selain itu, digunakan pula sebagai alat pergaulan para pemuda dalam sistem perjodohan.
Cara memainkan Ore-Ore Mbondu ini ternyata hampir sama dengan seruling, yakni dengan cara ditiup.
Baca Juga: 10 Alat Musik Melodis Penjelasan serta Contoh dan Sejarahnya!
[Bonus] Hal Unik dan Menarik di Sulawesi Tenggara
1. Wakatobi
Wakatobi merupakan taman Nasional yang terkenal akan keindahan surga bawah lautnya. Nama Wakatobi sendiri merupakan singkatan dari empat pulau utama yakni Wangiwangi, Kalidupa, Tomia, dan Binongko.
Wakatobi ditetapkan sebagai taman Nasional pada tahun 1996 dengan total area 1,39 juta hektar. Wakatobi juga dikenal sebagai kepulauan bahari dengan luas wilayah 97% lautan dan 3% daratan. Dengan berbagai macam panorama eksotis yang dimiliki Wakatobi seperti Air laut yang sangat jernih, terumbu karang beragam, serta ribuan jenis ikan hias dan biota laut lainnya. Selain itu, pantainya yang indah dihiasi pasir putih membentang sejauh 600 km yang semakin menambah keindahan alam Wakatobi.
Taman Nasional Wakatobi mendapat julukan sebagai surga nyata bawah laut di pusat segitiga karang dunia (The Heart Of Coral Reff Triangle Centre). Julukan ini diberikan karena dari 90% spesies terumbu karang yang ada di dunia terdapat di Wakatobi.
- Nirwana Bawah Laut Tomia Dan Onemohute
- Beragam Festival Tahunan Di Wakatobi
- Pantai Pulau Hoga
- Wisata Kuliner Tradisional Wakatobi
- Puncak Kahyangan, Puncak Tomia
- Pantai Cemara
- Pandai Besi Di Pulau Binongko
- Kolam Enteng Jodoh, Goa Kontamale
- Danau Sombano, Danau Di Tengah Hutan Mangrove
- Hutan Lindung Tindoi
- Pulau Seribu Penyu, Pantai Pulau Anano
2. Lulo Ngganda
Lulo Ngganda ialah suatu tradisi unik khas masyarakat desa Benua, kecamatan Benua, Kabupaten Konawe Selatan. Tradisi ini digelar sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dalam setahun penuh.
Lulo Ngganda merupakan sebuah tarian yang dimainkan dengan cara bergandengan tangan membentuk formasi melingkar. Arti kata Lulo sendiri ialah “goyang” dan Ngganda “kendang”. Lulo Ngganda ditampilkan dalam festival yang diadakan ole pemerintah daerah sebagai wujud pelestarian kebudayaan agara terkikis oleh pengaruh budaya modern.
3. Kaogo-ogo (Ogoh-ogoh)
Kaogo-ogo atau ritual pencegahan penyakit merupakan sebuah ritual yang diadakan sebelum pergantian musim ( dari musim timur ke musim barat). Ritual ini dilakukan sebagai bentuk komunikasi dengan jin dan setan, agar mereka tidak menggangu manusia atau memunculkan penyakit pada manusia.
Ritual ini diadakan ketika masyarakat mulai merasa tidak nyaman, tertekan, panik, dan lainnya sebagai upaya pencegahan sebelum musim penyakit datang.
Sekian materi kita tentang alat musik tradisional Sulawesi Tenggara. Semoga mudah dimengerti hingga bisa bermanfaat dan menambah wawasan sobat-sobat sekalian ya. Ketemu lagi di artikel-artikel lainnya, see you and have a nice day . .