Tari Pendet- Indonesia memang tak henti-hentinya membuat kita bangga akan kebudayaan yang dimiliki. Meskipun Indonesia sendiri memiliki berbagai macam suku dan daerah, rakyat Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika yang erat dan selalu terjaga hingga kini. Sesuai dengan semboyan tersebut, sebanyak apapun budaya yang ada, rakyat Indonesia tetap rukun antara satu sama lain.
Salah satu keanekaragaman budaya Indonesia yang patut dibanggakan saat ini yaitu berupa seni tari. Termasuk salah satunya tari pendet yang fenomenal hingga kancah mancanegara. Sebenarnya apa sih tari pendet itu? bagaimana sejarah tari pendet terjadi dan hal unik apa yang ada di tari pendet? simak ulasannya berikut ini;
- Asal Muasal Tari Pendet
- Keunikan Tari Pendet
- Gerakan Tari Pendet
[toc]
ASAL MUASAL TARI PENDET
Tari pendet merupakan salah satu tarian selamat datang yang paling tua di Pulau Bali. Menarikan tarian ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat Hindu di Bali. Para ahli seni pertunjukan Bali, berdasarkan beberapa catatan yang ada, menyetujui bahwa tahun 1950 adalah tahun kelahiran tari Pendet. Tidak hanya saat menyambut tamu-tamu penting, dalam setiap pertunjukan tari-tarian Bali, tarian ini selalu dijadikan sebagian tarian pembuka.
Jenis tarian penyambutan ini dibawakan oleh sekelompok remaja putri yang masing-masing membawa mangkok perak yang berisi bunga warna-warni. Dan pada bagian akhir tarian, para penari menaburkan bunga-bunga yang mereka bawa ke arah penonton atau tamu yang disambut, sebagai ucapan selamat datang.
Pada awalnya, Tari Pendet dipakai sebagai pelengkap upacara piodalan di pura-pura atau tempat suci keluarga, sebagai lambang rasa syukur, hormat, dan sukacita saat menyambut kehadiran para dewata yang turun dari khayangan.
Penggagas tarian ini adalah dua seniman kelahiran desa Sumertha, Denpasar, yaitu I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng. Keduanya menciptakan tari Pendet penyambutan dengan empat orang penari yang dipentaskan sebagai bagian dari pertunjukan kepariwisataan di sejumlah hotel yang ada di Denpasar, Bali. Dan pada tahun 1961, I Wayan Beratha mengembangkan tarian ini dan menambah jumlah penarinya menjadi lima orang, seperti yang sering ditampilkan sekarang.
Pada tahun 1962, I Wayan Beratha dan kawan-kawan kembali mengembangkan Tari Pendet yang ditarikan secara massal, jumlah penarinya tidak kurang dari 800 orang, dan ditampilkan dalam upacara pembukaan Asian Games di Jakarta.
Sejak dulu , tarian sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan spiritual masyarakat Hindu di Bali. Inspirasi lahirnya tarian Pendet ini yaitu dari sebuah ritual sakral odalan di pura dikenal dengan mamendet atau mendet. Sebagai salah satu jenis tarian paling tua di Bali, tari pendet pada ini ternyata pada awalnya merupakan tari pemujaan yang dipentaskan saat upacara-upacara sakral di pura, atau tempat suci keluarga loh, sebagai lambang rasa syukur, hormat, dan sukacita menyambut para dewata yang turun dari khayangan ke alam dunia ini.
Perkembangan Tari Pendet
Seiring perkembangan zaman, para seniman Bali kemudian mengembangkan tarian ini menjadi tarian penyambutan ataupun tarian selamat datang. Berdasarkan beberapa catatan yang ada di tahun 1950 yaitu tahun kelahiran dari tari Pendet. Penggagas dari tari pendet ini yairtu dua orang seniman Bali yang bernama I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng. Kedua seniman ini memiliki kelahiran desa Sumertha, Denpasar, Bali ini menciptakan tari Pendet sebagai tarian penyambutan yang diperagakan oleh empat orang penari dan dipentaskan sebagai bagian dari pertunjukan kepariwisataan di sejumlah hotel yang ada di Denpasar, Bali.
Selanjutnya, pada tahun 1961, tari pendet dikembangkan dan disempurnakan kembali oleh I Wayan Baratha dengan menambahkan jumlah penari menjadi lima orang. Meskipun sudah menjadi tarian penyambutan atau tarian selamat datang, dalam Tari Pendet masih terdapat unsur-unsur religius yang menjadi ciri khas masyarakat Bali.
KEUNIKAN TARI PENDET
Seperti yang diceritakan di atas, Wayan Rindi yang merupakan penekun seni tari yang dikenal karena kemampuannya menggubah tari dan melestarikan seni melalui pembelajaran pada generasi penerusnya. Salah satunya terekam dalam beragam foto semasa hidupnya yang aktif mengajarkan beragam tari Bali, termasuk tari pendet pada keturunan keluarga maupun di luar lingkungan keluarganya. Rindi menciptakan tari pendet ini sekitar tahun 1950. Meskipun dilakukan modifikasi, namun semua busana dan unsur gerakan tarinya tetap mengacu pada pakem seni Bali yang dikenal khas dan dinamis.
Baca Juga : : Keunikan Tari Piring
Diyakini bahwa tari Pendet ini merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian ini diajarkan dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.
Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang tepatnya di halaman pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.
GERAKAN TARI PENDET
Dalam tari pendet, hampir semua anggota tubuh penari dilibatkan, sehingga dikatakan gerakan dalam tari pendet ini sangat komplit. Gerakan tari pendet dimulai dari gerakan kaki, tangan, jari, badan, leher dan juga gerakan ekpresif seperti gerakan mata beserta mimik muka. Berdasarkan bagian tubuhnya, gerakan-gerakan pada tari pendet terbagi menjadi 7 macam, yaitu:
- Gerakan kaki atau disebut gegajalan terdiri atas gerak telapak kaki sama serong (tampak sirangpada), berjalan (ngembang), berjalan ke muka (ngandang arep), berjalan cepat (milpil), dan bergeser cepat (nyregseg).
- Gerakan tangan atau disebut pepiletan terdiri atas gerak haluan tangan berputar ke dalam (luk nagasatru) dan haluan tangan seiring (luk nerudut).
- Gerakan jari atau disebut tetangan terdiri atas gerak Jari dicakup (Nyakupbawa) dan Melambai-lambai (Ulap-ulap).
- Gerakan badan atau disebut leluwesan terdiri atas gerak pangkal lengan bergetar (Ngejatpala).
- Gerakan mimik atau disebut entiah-tjerengu terdiri atas gerak riang gembira (luru) dan tersenyum (kenjung manis).
- Gerakan leher atau disebut dedengkek terdiri atas leher bergeleng halus (uluwangsul) dan menggelengkan leher dengan keras (ngotag).
- Gerakan mata terdiri atas gerakan kiri dan kanan (nyeledet) dan gerak mata berputar (ngelier).
Baca Juga : 5 Rekomendasi Kado Untuk Cewek
Secara umum, semua gerakan di atas dapat dilakukan dengan ritme dan tempo yang berbeda-beda, bisa cepat, sedang maupun lambat tergantung lagi dengan menyesuaikan bunyi musik pengiringnya. Saat tari pendet dipentaskan dalam acara penyambutan, para penari yang biasanya terdiri dari sekelompok remaja putri ini masing-masing membawa mangkok perak yang berisi bunga yang berwarna-warni. Pada bagian akhir tarian, para penari akan menaburkan bunga-bunga yang mereka bawa ke arah penonton atau tamu yang disambut, sebagai ucapan selamat datang.
Jika ditelusuri lebih dalam lagi tidak hanya Bali wilayah Indonesia lainnya juga memiliki tarian tradisional yang memikat, memukau, unik dan anggun loh. Bisa kalian baca di artikel borneo channel lainnya.