Monyet Bekantan Kalimantan – Howdy sobat Borcha! Kalimantan terkenal dengan kekayaan alamnya, baik itu flora maupun fauna. Bekantan adalah Salah satu hewan yang sangat terkenal dan kerap kali dijadikan sebagai maskot kebanggaan. Kera Bekantan berasal dari pulau Kalimantan dan marupakan satwa endemik Kalimantan. Bagi kalian yang penasaran tentang hewan yang satu ini, berikut pembahasannya:
[toc]
Baca juga: Pulau Derawan Kal-Tim
Apa itu Bekantan?
Nama Latin Bekantan ialah Nasalis larvatus yang mana merupakan hewan endemik Kalimantan, yakni berada di negara Indonesia, Brunei, dan Malaysia. Hewan Bekantan biasa disebut Monyet Belanda yang merupakan sejenis kera yang memiliki ciri khas pada hidung yang panjang dan besar. Disertai dengan rambut berwarna coklat kemerahan.
Dalam bahasa inggris Bekantan disebut Long-Nosed Monkey atau Proboscis Monkey. Di negara-negara lain memiliki beberapa nama seperti Bangkatan (Brunei), Kera Bekantan (Malaysia), dan Neusaap (Belanda). Masyarakat di Pulau Kalimantan memberi beberapa nama pada spesies Bekantan yang termasuk kera berhidung panjang ini, seperti Pika, Kera Belanda, Raseng, Bahara Bentangan dan Kahau.
Bekantan merupakan salah satu dari dua spesies anggota dari Genus Nasalis yang sebenarnya terdiri dari dua subspesies yaitu Nasalis larvatus larvatus dan Nasalis larvatus orientalis. Jenis Spesies Nasalis larvatus larvatus hampir terdapat di seluruh bagian pulau Kalimantan. Sedangkan spesies Nasalis larvatus orientalis terdapat di bagian timur laut dari Pulau Kalimantan.
Ciri Ciri dan Klasifikasi Monyet Bekantan Kalimantan
Bekantan (Nasalis larvatus) memiliki hidung yang panjang dan besar yang hanya dimiliki oleh Bekantan jantan. Hidung besar pada bekantan jantan fungsinya masih tidak jelas, namun ini kemungkinan disebabkan oleh seleksi alam. Selain itu juga wajahnya yang terlihat bersemu merah. Kera betina lebih memilih jantan yang memiliki hidung besar sebagai pasangannya.
Bekantan dikenal dengan sebutan Monyet Belanda karena memiliki bentuk unik pada hidungnya. Ukuran Bekantan jantan lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75 cm, dengan berat mencapai 22 kg sampai dengan 24 kg. Sedangkan Kera Bekantan betina memiliki ukuran sekitar 60 cm, dengan berat mencapai 12 kg.
Selain hidung yang panjang dan besar, spesies ini juga memiliki perut yang buncit. Perut buncit ini akibat dari kebiasaan Bekantan mengkonsumsi makanan yang tidak imbang. Selain mengonsumsi buah-buahan dan biji-bijian, Bekantan juga memakan dedaunan sehingga menghasilkan banyak gas pada saat dicerna.
Habitat Bekantan Banjarmasin
Bekantan atau kera Belanda adalah maskot asli Kalimantan Selatan, ibukota Banjarmasin. Alasan Bekantan disebut maskot Kalimantan salah satunya karena habitat Bekantan berada di wilayah administratif tersebut. Bekantan (Nasalis larvatus) hidup secara berkelompok. Seperti halnya di kehidupan manusia yang memiliki pemimpin pada kelompok, masing-masing kelompok Bekantan juga di pimpin oleh seekor Bekantan jantan yang berukuran besar dan kuat.
Dalam satu kelompok biasanya berjumlah sekitar 10 sampai 30 ekor. Kehidupan monyet Belanda ini lebih banyak dihabiskan saat di atas pohon. Walau demikian, Bekantan juga memiliki kemampuan berenang dan menyelam dengan baik seperti halnya penyelam manusia. Bekantan terkadang terlihat berenang menyeberangi sungai, bahkan berenang dari satu pulau ke pulau lain.
Perkembangbiakan Bayi Bekantan
Untuk seekor Bekantan betina akan mengalami masa kehamilan sekitar 166 hari atau sekitar 5-6 bulan, dan hanya melahirkan satu ekor anak dalam sekali masa kehamilannya. Anak Bekantan ini akan hidup bersama induknya hingga mereka menginjak dewasa yakni berumur 4-5 tahun.
Maskot Patung Bekantan Banjarmasin
Binatang primata yang bernama bekantan ini dapat kalian temukan dengan mudah di Pulau Kalimantan khususnya di daerah Kalimantan Selatan. Kera bekantan tersebar di berbagai hutan seperti di Pulau Bakut.
Karena persebarannya yang sangat banyak, tak heran jika monyet bekatan menajadi maskot kota banjarmasin, Ibukota provinsi Kalimantan Selatan. Patung bekantan tersebut terletak di kota Banjarmasin.
Patung bekantan banjarmasin berada di siring tepi Sungai Martapura di Jalan Kapten Pierre Tendean sebagai landmark kota dan daerah wisata oleh pemerintah setempat.
Letak patung ini berada agak jauh dari Menara Pandang dan pasar terapung, akan tetapi masih berada dalam satu daerah kawasan. Letaknya tepat di seberang Taher Square, dekat Jembatan Dewi.
Patung Bekantan ini memiliki tinggi sekitar 6,5 meter. Dengan keunikannya, praktis tempat ini menjadi sasaran tempat berfoto baru bagi masyarakat sekitar.
Baca juga: Orang Utan Kalimantan
Konservasi Hewan Bekantan
Bekantan (Nasalis larvatus) terdapat di beberapa lokasi di Indonesia, antara lain di Suaka Margasatwa Pleihari Martapura, Suaka Margasatwa Pleihari Tanah Laut, Cagar Alam Pulau Kaget, Cagar Alam Selat Sebuku dan Teluk Kelumpang.
Selain menjadi habitat Bekantan, di Pulau Kaget juga terdapat satwa kera ekor panjang dan beberapa jenis burung. Pulau Kaget menajadi destinasi favorti para traveller untuk melihat langsung kehidupan para bekantan dan monyet ekor panjang.
Jika wisatawan ingin melihat Bekantan secara langsung, dapat melihat mereka pada pukul 17.00 – 18.00 WITA, karena pada waktu itu para Bekantan dan satwa lainnya akan keluar dari kandangnya untuk mencari makan. Makanan favorit mereka berupa buah-buahan, terutama pohon rambai. Selain itu juga terdapat di pinggiran Sungai Negara, Sungai Barito, Sungai Paminggir, Sungai Tapin, Pulau Kembang, dan Pulau Bakut.
Status Hewan Bekantan
Berdasarkan SK Gubernur Kalsel No. 29 Tahun 1990 tanggal 16 Januari 1990, IUCN Redlist mengkategorikan Bekantan dengan status konservasi Terancam (Endangered) yang merupakan satwa endemik pulau Kalimantan. Bekantan merupakan maskot provinsi Kalimantan Selatan. Satwa ini juga menjadi maskot Dunia Fantasi Ancol.
Pada tahun 2000, Bekantan (Nasalis larvatus) oleh IUCN Redlist ada ke dalam status konservasi dengan kategori Terancam Kepunahan Terancam Kepunahan (Terancam Kepunahan). Sebelumnya Bekantan masuk kategori Rentan (Vulnerable; VU). Selain itu, Bekantan terdaftar pada CITES sebagai Apendix I, yakni tidak boleh diperdagangkan secara internasional.
Sebelumnya, pada tahun 1987 di wilayah Pulau Kalimantan terdapat sekitar 260.000 ekor Bekantan. Pada tahun 2018, jumlah bekantan menurun drastis dan tersisa sekitar 25.000 ekor Bekantan. Banyaknya habitat yang mulai beralih fungsi dan kebakaran hutan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab.
Gambar dan Foto Bekantan
Bagi kalian yang masih penasaran dan ingin tahu mengenai bentuk hewan yang satu ini, berikut beberapa gambar dan foto bekantan: yang sangat unik dan lucu.
Baca juga: Pesut Kalimantan yang tinggal Kenangan
Itulah tadi berbagai macam informasi seputar Monyet bekantan Kalimantan, Semoga dapat bermanfaat dan kita dapat lebih perduli dengan kekayaan negeri kita. Sekian dan Terima Kasih!